"SCHUMI DI MATA JEAN TODT" Bukan rahasia lagi, ia bukanlah orang yang mudah berterus-terang atau memberi
pengakuan. Saya selalu memberi batas yang jelas dan tegas antara saat memakai seragam balap Ferrari dan sangat mengenakan
pakaian sehari-hari. Menurut saya, salah satu resep sukses adalah tergantung pada beberapa tegas perbedaan itu. Formula 1,
mungkin melebihi tempat di manapun, di Ferrari amat menyita hidup Anda. Makanya, sangat penting untuk memiliki berbagai bentuk
proteksi. So, meskipun saya sangat gembira bisa menerangkan mengapa dan bagaimana sebuah keputusan dibuat, saya segan membuka
diri saya sendiri. Hal yang paling saya perhatikan adalah hasil di trek dan mendapat gelar juara dunia bagi The Scuderia.
Sisanya -kritikan ringan dan gosip- tak saya hiraukan. Sebenarnya, agak sulit untuk membicatakan Michael Schumacher,
terutama kartena hubungan kami menyentuh aspek bisnis dan kesenangan, dan di balik itu ada batasan antara pribadi dan publik
yang tak ingin saya terobos. Kami punya banyak persamaan -kesederhanaan, profesionalisme, sense of equality, kesetiaan dan
loyalitas, serta masih banyak lagi. Nilai-nilai itu membawa jalinan spesial di antara kami. Sejak 1986, kami berdua telah
mengalami berbagai kegagalan dan kegembiraan. Saya ingat Magny-Cours 1996 saat mesin mobil Schumi jebol di saat pemanasan,
lalu betapa senangnya menang di Spa setelah berbagai kegagalan di tahun itu. Saya ingat beberapa kali gelar lepas pada balapan
di akhir musim, ingat pada keragu-raguan kami, ingat pada waktu yang kami habiskan untuk menyiapkan masa depan, juga saat
memperbaiki senjata kami di motorhome Ferrari dan di Maranello. Dan Last but not least, saya ingat malapetaka di GP Inggris
1999. Sempat memunculkan ketakutan. Di saat-saat sulit seperti itu, Schumi tak sekalipun mengeluh. Dia tegar menghadapi semua
itu dan tak pernah membuat kritikan yang melecehkan. Tindakan adalah kata-katanya. Ferrari menghiasi ruang hatinya. Dan rasa
hormat seluruh awak tim The Prancing Horse padanya amat besar. Lalu sifat utama? Pertama dan terpenting adalah rasa
cinta pada balapan. Ia hidup untuk balapan dan sepertinya ia menghabiskan dirinya di dalam kokpit. Baginya, trek adalah candi
dan tak pernah merasa cukup. Sejak umur empat tahun, ia tumbuh di dunia roda empat. Kontrolnya seperti menyatu dengan setir
mobil. Kematangannya pun terus berkembang. Di usia 32, 'this young man', telah memiliki kehebatan dengan pikiran yang tajam.
Keingintahuan adalah hal yang melekat pada Michael. Ia mau tahu segala hal. Soal mobil, soal setting-annya, soal strategi,
juga ingin tahu semua hal yang dijalaninya. Misalnya saat di restoran ia akan membolak-balik buku menu agar ia bisa memilih
makanan yang terbaik. Saya pikir keingintahuannya itu lahir dari sifat tak mudah percaya-nya. Jika ingin mengerti sesuatu
sepertinya para ahli haru ada di sekelilingnya. Dan Anda lihat juga, Schumi selalu bersama penjaganya. Memperoleh
kepercayaan darinya memang butuh waktu. Bila pers atau orang-orang di paddock melihatnya sebagai kesombongan. Saya melihatnya
'shyness', pemalu. Jika pun Michael telah mempelajari bagaimana melindungi diri dari tekanan yang ada di F1, ia tetaplah anak
muda yang suka bertindak berdasarkan penilaian orang lain. Dia telah masuk rimba kehidupan sejak muda dan belajar untuk tak
membuka diri pada hal-hal yang tak perlu. Keangkuhannya itu bisa disebut sebagai cara self-defense. Kepercayaan dirinya yang
besar saat konferensi pers, sebenarnya adalah refleksi dari sifat pemalunya itu. Dan semua itu tak selalu harus dibuktikan.
Air mata di Monza cukup untuk memberi pengakuan pada seluruh dunia. Dalam kehidupan. Schumi cukup perhatian pada
orang lain, siap mendengarkan masalah mereka. Beberapa orang di tim sering meminta pertolongan atau mencurahkan isi hati mereka
pada Schumi. Sisi manusiawinya itu jarang ada yang tahu. Dan ia sendiri tak tertarik untuk menunjukkannya di depan kamera.
What for? Dia tahu semua nama para mekanik, lunch dan dinner bareng mereka, dan menunjukkan betapa pentingnya mereka. Satu
hal lagi, dia tahu di mana dia berpijak. Dia membumi dan mengerti nilai-nilai. DIA TAK SUKA SHOW OFF DAN MENGHINDARI GAYA
HIDUP GLAMOR. Saya kira, saat ini Michael maju pesat berkat bantuan Ferarri. The Scuderia adalah keluarga keduanya.
Dan bicara soal keluarga, Schumi meletakkan keluarganya pada tempat yang khusus; istri, anak, orangtua, adik. Dia mungkin
mampu mengatasi tekanan yang berat, tapi dia juga mesti tahu bahwa dia telah didukung. Hubungan kami, seperti yang
sudah saya bilang, very special. Kami seperti punya gerakan yang sama dan bisa saling mengerti walau dengan beradu pandang.
Kalau lagi bercanda dengan saya, Nicholas, anak saya, sering membicarakan Michael seolah-olah dia adalah kembarannya. Hal
ini menunjukkan betapa berartinya Schumi bagi saya. Saya masuk ke Ferarri pada 1993 dengan risiko yang besar sekali. Saya
membayangkan akan menghadapi tugas berat, dimana banyak masalah yang harus diselesaikan. Dan tidak pernah membayangkan membina
sebuah hubungan khusus. Saya bersama Michael dan seluruh tim, bangga bisa menyumbangkan gelas 2000 ke Maranello. Gelar itu
sangat melegakan siapa saja, termasuk Michael. Kalau pun dia tidak berkata begitu, bukan berarti prestasi yang ia capai di
Scuderia tak memuaskan. Saya ingat betul semua mekanik begitu gembiranya saat Michael melintasi garis finis di Suzuka,
Oktober lalu. Bendera merah berkibar. Terompet ditiup. Dan, saya langsung merasakan kepuasan yang sempurna. Akhirnya kami
mampu mencapai hasil yang kami impikan sepanjang minggu itu. Saya menunggu Schumi di parc ferme (tempat mobil di parkir sebelum
masuk scruteneering) dan memeluknya. Saya berterimakasih padanya, dan sebelum naik ke podium, saya bilang bahwa sejak itu
hubungan profesional kami tak akan sama lagi. Saya bilang bahwa sejak saat itu, apapun yang terjadi, semuanya akan berubah.
And it was true. Musim balapan 2001 akan, sekali lagi, berat. Tapi, kami telah melakukan yang terbaik dan mudah-mudahan
dengan gelar itu kami terdorong untuk terus menang.
|