Gambaran Hidup Michael Schumacher
| Home | Nomor Satu | Tifosi Monza | Bolakaki | Fiat 500 | Foto Jody Sheckter | Sepotong Keju Swiss | Celengan Piggy | Tongkat Kruk | Satu Set Bidak Catur | Kecelakaan Spa '96 | Sampanye | Spaghetti | Jean Todt, Direktur Sport Ferarri | Flavio Briatore, mantan bosnya di Benetton | Helm Ayrton Senna | Daun Semanggi Berhelai Empat | Contact Me
Celengan Piggy

Nomor Satu.jpg

Kening Schumi berkerut, dan sikapnya jadi agak merajuk. Ini topik yang sangat menyebalkan, ucapnya. Orang membicarakan gaji saya secara tidak realistis. Mereka meributkan jumlahnya serta kekayaan saya versi mereka, yang tentu saja tak benar. Namun, orang percaya dengan apa yang mereka baca. Para wartawan harusnya lebih realistis dan bertanggung jawab.

Jadi apakah gajinya tak sebesar yang dipublikasikan? Jauh berbeda. Saya memang dibayar tinggi, namun tak sebesar yang dibilang orang.

Ia tampak marah. Hal lain yang mengganggu saya, orang-orang melihat F1 dari sisi duitnya saja. Saya telah balapan sejak umur empat tahun dan uang bukan motivasi utama. Begitu pula halnya dengan Willi Weber, manajer saya. Mereka menjuluki Mr 20% atau Mr Commission. Itu tak adil. Ia samasekali tak seperti yang digambarkan media. Semua cerita tersebut terlalu dibesar-besarkan.

Apakah Schumi termasuk orang yang boros?
Orangtua membesarkan saya dengan baik, jawabnya. Saya memahami nilai barang. Jadi, saya hanya mengeluarkan uang jika perlu atau untuk sesuatu yang pantas. Saya benci buang-buang duit, spekulasi atau kasino. Saya memegang teguh nilai-nilai yang saya anut. Dan saya mencoba membesarkan anak-anak saya dengan cara yang sama.